Kamis, 28 April 2016



A.    Pembibitan (pemilihan lokasi, areal pembibitan, penentuan bahan tanam, penentuan kebutuhan kecambah)
Pemilihan Lokasi pembibitan harus mempertimbangkan :
  • Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
  • Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
  • Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
  • Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
  • Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga, dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
  • Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil) karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah
  • Terhindar dari banjir, kondisi kedap air, dan angina kencang
Description: Pembibitan Kelapa SawitDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjggjv7vOiLUle79r_rhCE4Ypp29HbPcdtWjq59xnfvlLT2oC_9oHluJQFrbkB5qmCoj_FJ48ITITyUgMfps8v9BbKPIpU3iCn_2GTqq-WMvmuJkQOxttbDasjG8B1Zpkt_3cBafL-OMH4/s1600/buruh-pembibitan.jpg

Persiapan Areal
  • Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan diratakan
  • Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha
  • Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal

Penentuan bahan tanaman
  • Bahan tanaman dari sumber resmi
  • Kebutuhan kecambah = 140 % dari jumlah bibit yang akan ditanam
No
Uraian
% Tase
1
Seleksi kecambah                  
2,5%
2
Seleksi di pembibitan awal      
10%
3
Seleksi di pembibitan utama   
15%
4
Cadangan penyisipan 
5%


Penentuan kebutuhan kecambah
                                                               
  • Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x jumlah pohon/ha
  • Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha
  • Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha
  • Sistem tanam segitiga sama sisi
  • Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
  • Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
  • Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih
  • Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5 – 6 hk per hari

Kerapatan Tanam
per Ha
Kebutuhan Kecambah per Ha
128 – 130
182
136
190
148
207
160
224

Kecambah yang diterima langsung ditanam (maksimal 3-5 hari setelah penerimaan)
DxP PPKS berbeda dalam hal:
  • Tingkat produksi CPO
    • Persilangan terpilih = CPO > 6,0 ton/ha/thn
  • Laju pertumbuhan meninggi
    • 40 – 85 cm/tahun
    • > 85 cm/tahun tidak dijadikan persilangan terpilih
  • Rentang kanopi
    • Bahan tanaman dengan tajuk yang pendek - sedang
B.     Sistem pembibitan (sigle dan double stage)
1. Pembibitan satu tahap (single stage)
Yang dimaksud sistem tahapan tunggal, kecambah langsung ditanam ke polibag besar tanpa dibesarkan terlebih dahulu di polibag kecil sebagai tahap pra-nurseri. Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik, bibit yang dipelihara menggunakan sistem ini dapat segera dipindahkan ke lapangan lebih awal, yaitu umur 9-10 bulan

2. Pembibitan dua tahap ( double stage)
Pada pembibitan dua tahap benih ditanam di polibeg kecil selama 3 bulan  atau disebut dengan istilah pembibitan awal (pre Nursery), kemudian bibit dipindah ke polibeg besar atau disebut dengan istilah pembibitan utama (Main Nursery). Sistem pembibitan double stage merupakan pembibitan yang banyak dilakukan oleh para pekebun kelapa sawit saat ini.

Keuntungan double stage
·         Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan
·         Tersedia waktu untuk mempersiapkan pembibitan utama
·         Bibit lebih terjamin karena terdapat proses seleksi
·         Seleksi yang ketat dapat mengurangi penggunaan tanah dan polybag

C.    Pembibitan (penyiapan naungan, penanaman kecambah)
Penyiapan Naungan
  • Mencegah masuknya sinar matahari langsung
  • Menghindari terbongkarnya tanah akibat hujan
  • Pengaturan intensitas naungan     
Umur (bulan)
Naungan (%)
    0 – 1,5
100
    1,5 – 2,5
50
    > 2,5
Naungan dihilangkan bertahap
  • Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan.
  • Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 m
  • Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.
  • Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed 

Penanaman Kecambah
  • Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
  • Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi 0,2%
  • Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
  • Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas
  • Kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm di bawah permukaan tanah polybag (dilobang dengan ibu jari)
  • Polybag disiram sampai jenuh setelah kecambah ditanam
  • Diberi naungan sesuai iklim setempat
  • Sebaiknya penanaman dilakukan secara beregu.
  • Kecambah yang memiliki persilangan yang sama ditanam pada bedengan yang sama.
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menanam kecambah 1.000 bbt/HK
D.    pemeliharaan awal (penyiraman, penyiangan, pemupukan, konsolidasi, pengendalian hama dan penyakit)
Penyiraman
·         Seminggu sebelum kecambah ditanam, baby bag harus disiram dengan air setiap hari.
·         Pada tahap pre nursery, bibit disiram dua kali sehari dengan jumlah 0.2-0.3 Liter/hari. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari.
·         Penyiraman dilakukan pagi dan sore selama 30 menit mengunakan sumisansui
·         Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
·         Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja.
·         Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
·         Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)

Penyiangan dan pengendalian gulma
Penyiangan dilakukan dengan mencabut semua rumput tumbuh dibabybag menggunakan tangan. Penyiangan sebaiknya dilaksanakan dua minggu sekali.
  • Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida
  • Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polibag dan yang berada di antara polibag
  • Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan.
  • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK

Pemupukan
Pada tahap pre nursery, pemupukan pertama kali dilakukan ketika memasukkan tanah pada baby bag. Pupuk yang digunakan adalah TSP dengan dosis 10 gram/baby bag. Selanjutnya, kecambah yang sudah ditanam di pupuk pada umur 4 minggu dengan pupuk urea. Bibit yang baru tumbuh tidak dibenarkan dipupuk dalam bentuk granula sehingga pupuk diaplikasikan dengan cara disemprot. Pupuk urea sebanyak 30 gram dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit. Pupuk tersebut selalu diberikan seminggu sekali hingga bibit berumur 10 minggu. Di minggu ke 11 dan 12 bibit dipupuk dengan 40 gram urea + 15 gram MOP. Pupuk tersebut dilarutkan dengan 14700 ml air dan diaplikasikan pada 500 bibit.

  • Minggu genap (minggu ke 4, 6, 8, 10, 12) dengan pupuk majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/l air)
  • Minggu ganjil (minggu ke 5, 7, 9, 11) dengan urea 0,2%
  • Cara dilarutkan pupuk dalam gembor : 10 gr Urea atau 10 gr pupuk majemuk dalam 5 liter air untuk 500 bibit
  • Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman pertama/pagi
  • Jumlah kebutuhan tenaga kerja 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK

Konsolidasi Bibit
Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :
·         Menghindari terangkutnya bibit abnormal ke tahap selanjutnya
·         Bibit abnormal : faktor genetis, kesalahan kultur teknis, atau serangan HPT
·         Tanaman normal : umur 3 bulan memiliki 3-4 helai daun
  • Menambah tanah yang kurang
·         Menegakkan polibag yang miring
·         Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh
·         Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK


Pengendalian Hama dan penyakit
·         Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari
·         Pengendalian dilakukan dengan cara manual
·         Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu
·         Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK

E.     Seleksi bibit di pembibitan awal
Sebelum melakukan penanaman, kecambah terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan percepatan pertumbuhannya. Selanjutnya, kecambah diseleksi sesuai kenormalan kecambah.  Jenis kecambah yang normal adalah sebagai berikut: kecambah dengan panjang plumula-radikula 10 mm atau 25 mm, kecambah dengan bentuk membantat, kecambah dengan akar terpuntir, serta kecambah dengan akar dan pucuk terpuntir. Sedangkan jenis kecambah abnormal adalah sebagai berikut: kecambah bentuk garputala, kecambah bentuk garputala dan mata pancing, kecambah bentuk tongkat pengait, kecambah tanpa akar, dan kecambah terhambat.
Seleksi juga terdapat pada tahap pre nursery dan main nursery. Pada tahap pre nursery bibit diseleksi pada umur 4-6 minggu dan sebelum bibit ditransplanting menuju main nursery. Di tahap main nursery seleksi dilakukan pada bibit umur 3-4 bulan, 9 bulan, dan sebelum bibit ditransplanting menuju lahan.
Pada pre nursery, jenis bibit yang abnormal adalah sebagai berikut, twisted shoot, chollenta, khimera, grass leaf, rolled leaf, dan crinkle leaf. Sedangkan jenis bibit yang abnormal pada main nursery adalah khimera, juvenil, short broad pinnae, wide internode, short internode, narrow pinnae, erect, tunas datar, bibit terkena penyakit (antraknosa sp, culvularia sp, corticum sp), dan crown diseases.